Diuruk Berulang Kali Tetap Ambruk, Penanganan Longsor di Pejagoan Tunggu Kajian LIPI

Pengendara sepeda melihat longsor di Pejagoan dari Jembatan Lukulo.

BERITAKEBUMEN.CO.ID - Meski berulang kali dilakukan penanganan, hingga kini longsor di Bantaran Sungai Lukulo, tepatnya di sebelah Selatan Jembatan Jalan Ronggowarsito Pejagoan belum dapat teratasi. Maka penanganan longsor di kawasan labil tersebut menunggu kajian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Kebumen. 

Koordinator Penelitian Bencana LIPI Kebumen Sueno Karsam mengatakan pihaknya telah melakukan penelitian. Kendati demikian hingga kini masih menunggu hasilnya. “Mudah-mudahan bulan ini hasilnya dapat keluar,” tuturnya, Senin (18/1/2021) dikutip dari koran lokal Kebumen Ekspres.

Setidaknya, lanjut Sueno, terdapat beberapa hal mulai dari kondisi dan jenis tanah, arus air dan luapan air sungai. Adapun longsor yang terjadi di bantaran sungai, penanganannya memang lebih sulit daripada longsor tebing. “Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui kondisi dengan baik,” katanya. 

Sueno juga menjelaskan nantinya dari tersebut akan digunakan sebagai rekomendasi penanganan daerah tersebut. Sehingga diharapkan terdapat solusi yang tepat dalam menanganinya. “Kita juga perlu tahu dan memperhatikan masa lalu sungai tersebut, seperti apa dari sisi geologi. Karena Sungai Lukulo memang unik. Dalam artian berbeda dengan sungai lainnya yang ada di Jawa Tengah. Biasanya kalau sungai sudah mau mendekati laut bentuknya lurus tidak berkelok-kelok lagi,” katanya.

Jika melihat dari Google Maps, titik terjadinya longsor memang berada di tikungan luar sungai.  Biasanya memang pada sisi tikungan luar sungai rawan terjadi erosi atau longsor. Hal ini lantaran arus air akan mempunyai tekanan lebih pada dinding tikungan luar sungai.


“Selain itu juga bisa dilihat bagian dalamnya, apakah itu batu atau tanah. Jika tanah sifat tanahnya seperti apa dari uji lab nanti. Apakah tanah tersebut mudah tergerus atau tidak. Karena bagian luar tikungan sungai secara teori lebih dalam dan banyak pergerakan arus yang terbentuk. Perlu juga dilakukan pengukuran kecepatan arusnya. Survei ini dilakukan pada saat debit sungai tinggi,” ucapnya.

Sebelumnya, Pemkab Kebumen telah menangani longsor di Pejagoan tersebut dengan memasang bronjong. Selain itu juga telah menancapkan beberapa pohon kelapa besar dan pengurukan. Namun demikian bronjong yang telah terpasang kembali amblas dan bahan material uruk juga demikian.
Previous Post Next Post