![]() |
nationalgeographic.grid.id |
PAPUA, beritakebumen.co.id - Sebuah kabar baik datang dari hutan hujan Indonesia. Spesies mamalia purba yang selama lebih dari 60 tahun dianggap punah, nokdiak moncong panjang Attenborough (Zaglossus attenboroughi), akhirnya ditemukan kembali oleh tim ilmuwan internasional. Penemuan ini bukan hanya penting bagi dunia ilmiah, tapi juga menjadi harapan baru bagi konservasi satwa langka Indonesia.
Mamalia Purba yang Hidup di Hutan Indonesia
Nokdiak, atau dikenal juga sebagai ekidna moncong panjang, adalah mamalia unik yang bertelur dan memiliki moncong runcing serta tubuh berbulu. Karena asal usul evolusinya yang sangat tua, nokdiak sering dijuluki sebagai “fosil hidup”. Diperkirakan, garis keturunannya sudah ada sejak zaman dinosaurus, sekitar 200 juta tahun yang lalu.
Spesies Zaglossus attenboroughi dinamai untuk menghormati Sir David Attenborough, seorang naturalis legendaris. Mamalia ini hanya ditemukan di wilayah Papua, dan keberadaannya sudah lama menjadi misteri karena terakhir terlihat pada tahun 1961.
Bukti Ilmiah: 110 Foto dari Kamera Jebak
Penemuan kembali spesies langka ini terjadi saat ekspedisi tim dari University of Oxford ke Pegunungan Cyclops, Papua, pada tahun 2023. Di ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut, para ilmuwan memasang 73 kamera jebak di area seluas 7 km².
Hasilnya luar biasa: 110 foto dari 26 kejadian terpisah menunjukkan nokdiak moncong panjang sedang mencari makan dan bahkan melakukan perilaku berpasangan. Ini adalah bukti ilmiah pertama yang menunjukkan spesies ini masih hidup setelah lebih dari enam dekade.
Makalah ilmiah mereka dipublikasikan pada 12 Mei 2025 di jurnal NPJ Biodiversity, lengkap dengan dokumentasi visual dan analisis ilmiah.
Peran Pengetahuan Lokal dalam Penemuan Ini
Keberhasilan ekspedisi ini tidak lepas dari kontribusi masyarakat adat setempat. Pengetahuan mereka tentang jalur satwa dan lokasi lubang penggalian sangat membantu dalam menentukan titik strategis penempatan kamera jebak.
![]() |
nationalgeographic.grid.id |
Faktanya, sejak tahun 2007, sudah ada laporan-laporan mengenai lubang penggalian yang diduga milik nokdiak. Namun, baru melalui teknologi dan kolaborasi ilmiah-lokal inilah akhirnya spesies ini berhasil difoto dan dikonfirmasi keberadaannya.
Penemuan kembali nokdiak moncong panjang bukan sekadar berita menarik. Ini adalah momen penting untuk konservasi. Saat ini, spesies ini hanya dikonfirmasi hidup di Pegunungan Cyclops, menjadikannya satu-satunya tempat perlindungan modern yang diketahui.
“Lebih dari 2.000 spesies di dunia saat ini dianggap punah. Namun, penemuan kembali spesies seperti nokdiak ini membuka harapan bahwa mungkin masih banyak satwa langka yang belum benar-benar hilang,” tulis para peneliti dalam makalah mereka.
James Kempton, ahli biologi dari University of Oxford, menyatakan bahwa penemuan ini penting untuk melestarikan sejarah evolusi yang unik, serta mendorong perlindungan lebih serius terhadap keanekaragaman hayati Indonesia.
Penemuan kembali nokdiak moncong panjang Attenborough membuktikan bahwa alam masih menyimpan banyak rahasia. Di tengah krisis keanekaragaman hayati global, keberadaan spesies ini menjadi simbol harapan—bahwa dengan ilmu pengetahuan, kolaborasi, dan kepedulian terhadap lingkungan, kita masih bisa menjaga warisan alam yang luar biasa ini. Semoga penemuan ini menjadi awal dari upaya pelestarian lebih luas, baik untuk nokdiak maupun untuk hutan hujan tropis yang menjadi rumahnya.
Pustaka : nationalgeographic.grid.id
Pentingnya Penemuan Ini bagi Konservasi
Penemuan kembali nokdiak moncong panjang bukan sekadar berita menarik. Ini adalah momen penting untuk konservasi. Saat ini, spesies ini hanya dikonfirmasi hidup di Pegunungan Cyclops, menjadikannya satu-satunya tempat perlindungan modern yang diketahui.
“Lebih dari 2.000 spesies di dunia saat ini dianggap punah. Namun, penemuan kembali spesies seperti nokdiak ini membuka harapan bahwa mungkin masih banyak satwa langka yang belum benar-benar hilang,” tulis para peneliti dalam makalah mereka.
James Kempton, ahli biologi dari University of Oxford, menyatakan bahwa penemuan ini penting untuk melestarikan sejarah evolusi yang unik, serta mendorong perlindungan lebih serius terhadap keanekaragaman hayati Indonesia.
Harapan dari Hutan Papua
Penemuan kembali nokdiak moncong panjang Attenborough membuktikan bahwa alam masih menyimpan banyak rahasia. Di tengah krisis keanekaragaman hayati global, keberadaan spesies ini menjadi simbol harapan—bahwa dengan ilmu pengetahuan, kolaborasi, dan kepedulian terhadap lingkungan, kita masih bisa menjaga warisan alam yang luar biasa ini. Semoga penemuan ini menjadi awal dari upaya pelestarian lebih luas, baik untuk nokdiak maupun untuk hutan hujan tropis yang menjadi rumahnya.
Pustaka : nationalgeographic.grid.id