Lepas dari Kesan Tradisional, Ibu Asal Prembun Ini Kreasikan Getuk Bermotif Bunga


KEBUMEN, beritakebumen.co.id - Masyarakat kita tidak asing dengan makanan tradisional bernama getuk (Jawa: gethuk). Teksturnya yang lembut dan rasanya yang manis, menjadikan getuk digemari semua kalangan. Bahkan, bisnis getuk juga cukup menjanjikan jika ditekuni, apalagi jika ditambah inovasi dan kreatifitas yang menjadikan getuk semakin unik dan menarik. 

Itulah yang dilakukan Tri Rudatin, Ibu Rumah Tangga asal Tersobo, Kecamatan Prembun. Ia memilih menekuni bisnis pangan dengan melakukan inovasi pada getuk. 

Simak video lengkapnya: 


Pada awalnya, Tri memilih getuk sebagai bahan bisnisnya sejak ada program untuk mencintai produk pangan lokal di daerahnya. Ia berpartisipasi dalam lomba cipta menu untuk pangan lokal, namun nampaknya ia belum beruntung. Meski sempat mengalami kegagalan, Tri tidak menyerah dan terus berusaha berinovasi, termasuk juga dengan mengkreasikan getuk dengan motif bunga.

“Dulu pernah bikin karakter lain juga, kayak hello kitty, kura-kura, buaya. Soalnya getuk teksturnya lunak, jadi mudah dibentuk apa aja.” kata Tri.

Menurut Tri, selama ini getuk memang terkenal berasal dari Kota Magelang. Akan tetapi, singkong juga tumbuh subur di Kebumen. Terlebih penggemar getuk di Kebumen juga cukup banyak, berasal dari segala kalangan dan usia. Maka dari itu, Tri berusaha memanfaatkan peluang ini untuk menciptakan produk getuk yang berbeda dari jenis getuk lainnya dan disukai segala usia. 

Ia kemudian mengolah resep dasar getuk hingga mencapai cita rasa dan bentuk yang khas. Ia sengaja mengkreasikan bentuk getuk agar anak-anak yang tadinya belum menyukai getuk, tertarik untuk mencoba dan kemudian suka pada makanan tradisional ini.

Sesuai ekspetasinya, dengan resep yang Tri miliki itu, Ia dapat menciptakan rasa dan bentuk getuk yang berbeda, yaitu dengan rasa dan bentuk yang lebih kekinian dan digemari anak-anak.

“Kalau proses pembuatan sama, hanya pengembangan kreasi dan resepnya yang berbeda” terang Tri.
Untuk produk getuk miliknya, Tri mengambil singkong dari Wonosobo, Wadaslintang, atau Sadang. Menurutnya, singkong yang bagus biasanya tumbuh di daerah dataran tinggi. Ia juga mengatakan jika singkong yang bagus untuk dibuat getuk memiliki tekstur yang mempur dan kadar air yang sedikit, karena tidak meleleh ketika dibentuk.

Tri menjalankan usaha getuk karakter miliknya via online. Menurut Tri, getuk yang hanya tahan satu hari tidak memungkinkan untuk ditipkan di warung atau toko. Maka dari itu, Tri hanya memproduksi getuk dengan jumlah sesuai pesanan via online.

Menurut Tri, proses pembuatan getuk harus dikerjakan sejak malam agar bisa diantar ke rumah pelanggan pagi harinya. Karena waktu produksinya yang malam hari lah, Tri memutuskan untuk mengerjakannya sendiri dan hanya dibantu suami dan anaknya.

Tri menjual “getuk bunga”-nya dengan porsi ukuran tebok. Satu tebok itu sendiri biasanya memuat sebanyak 7kg singkong. Selama menjalankan usaha getuk miliknya, Tri mengaku pernah berhasil menjual getuk sebanyak 70 tebok dalam waktu 20 hari saja. Menurutnya, biasanya pesanan naik pesat ketika bulan-bulan besar atau musim hajatan tiba. Terjauh pesanan ke Kulonprogo, Purworejo, dan Cilacap. 

“Saya berharap getuk bisa jadi makanan yang lebih kekinian. Bisa jadi makanan hantaran yang setara dengan cake atau roti-roti lainnya” Tri mengutarakan harapannya. (YPermana/Nisa).

Previous Post Next Post