Membatik Bersama Keluarga Difabel, Rumah Inklusif Dorong Kepedulian Desa

Membatik Bersama Keluarga Difabel, Rumah Inklusif Dorong Kepedulian Desa

KEBUMEN, beritakebumen.co.id - Suasana penuh kehangatan dan semangat tampak di Pendopo rumah almarhum Bapak Pujiman, Wonokromo, Kecamatan Alian, Kebumen, pada Minggu, 20 Juli 2025. Puluhan keluarga difabel mengikuti kegiatan bertajuk “Membatik Bersama Keluarga Difabel” yang digagas oleh Rumah Inklusif. Tak hanya sebagai pelatihan membatik, kegiatan ini juga menjadi wadah silaturahmi dan saling menguatkan antar keluarga difabel.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh unsur Forkompimcam Kecamatan Alian yang datang memberikan dukungan moral dan motivasi kepada para peserta. Kehadiran mereka menjadi bentuk nyata komitmen dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dan saling peduli.

Semangat Ibu-Ibu Difabel dalam Mencoba Membatik

Dalam sesi membatik, para ibu-ibu yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi. Mereka tampak bersemangat saat mulai mempraktikkan teknik membatik yang diajarkan oleh para pendamping.

“Awalnya saya ragu, tapi setelah mencoba ternyata menyenangkan. Rasanya bangga bisa menghasilkan batik sendiri,” ujar salah satu peserta yang tampak puas melihat hasil karyanya.

Usai proses membatik selesai dan kain dikeringkan, hasil karya masing-masing peserta pun boleh dibawa pulang sebagai bentuk apresiasi atas semangat dan kerja keras mereka.

Silaturahmi dan Dorongan Perhatian dari Pemerintah Desa

Dalam kesempatan tersebut, Ibu Muiniatul Khoeriyah selaku perwakilan dari Rumah Inklusif menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk berbagi ilmu, tetapi juga menjadi momentum menyuarakan pentingnya perhatian desa terhadap keluarga difabel.

“Kegiatan ini adalah bentuk silaturahmi untuk saling menguatkan. Harapannya, desa juga mau lebih peduli dan hadir untuk keluarga difabel. Selama ini kami belum merasakan adanya pendampingan atau perhatian khusus,” ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa langkah ini sejalan dengan komitmen Kabupaten Kebumen yang telah menyatakan diri sebagai kabupaten inklusif. Menurutnya, deklarasi itu harus dibarengi dengan tindakan nyata hingga ke tingkat desa.

Harapan untuk Kegiatan Serupa di Masa Depan

Rumah Inklusif berharap kegiatan seperti ini dapat terus digelar secara berkelanjutan. Selain mengasah keterampilan, kegiatan ini juga membuka ruang dialog antara keluarga difabel, masyarakat, dan pemerintah, agar terwujud lingkungan yang lebih ramah, terbuka, dan mendukung.

Kegiatan membatik ini bukan hanya tentang membentuk motif di atas kain, tapi juga membentuk harapan dan kebersamaan dalam komunitas. Di tengah keterbatasan, semangat dan dukungan menjadi kekuatan utama. Sudah saatnya perhatian terhadap keluarga difabel menjadi bagian penting dalam pembangunan desa, agar benar-benar terwujud inklusi sosial di setiap lapisan masyarakat.



-----------------------------
Ikuti Berita Kebumen di Google News
Previous Post Next Post