KEBUMEN, beritakebumen.co.id - Guna mendorong peningkatan produktivitas dan kesejahteraan pelakuusaha kecil, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Sebelas Maret (UNS)
Surakarta melakukan penyerahan alat pencetak bakso kepada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Desa Kebakalan, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan baru-baru ini dengan fokus pada peningkatan efektivitas produksi dan standar higienitas dalam pembuatan bakso.
Tim PKM UNS yang diketuai oleh Dr. Rokhmaniyah, M.Pd., beserta anggota Dr. Kartika Chrysti Suryandari, M.Si., Indrati Kusumaningrum, S.Pi., M.Sc., Ari Prasetyo, S.T., M.T., serta sejumlah mahasiswa, melihat potensi besar pada usaha bakso rumahan di Desa Kebakalan. Namun, kendala utama yang dihadapi KUBE adalah proses pencetakan bakso yang masih manual dan kurang efisien, serta tantangan dalam menjaga kebersihan selama produksi.
"Selama ini, produksi bakso di kelompok ini masih mengandalkan metode manual, yang tidak hanya memakan waktu lebih lama tetapi juga berisiko terhadap konsistensi bentuk dan kebersihan produk. Alat pencetak bakso ini diharapkan menjadi solusi konkret," jelas Dr Rokhmaniyah, M.Pd., selaku Ketua Tim PKM UNS, saat penyerahan alat. "Peningkatan efektivitas produksi dan penjaminan higienitas merupakan kunci untuk meningkatkan kualitas bakso, daya saing, dan pada akhirnya pendapatan serta kesejahteraan anggota KUBE dan masyarakat sekitar."
Alat pencetak bakso yang diserahkan secara simbolis tersebut dirancang untuk memudahkan proses pembentukan bakso dengan cepat dan seragam. Penggunaan alat ini juga dinilai mampu meminimalisir kontak langsung tangan dengan adonan selama proses pencetakan, sehingga aspek higienitas produksi dapat ditingkatkan secara signifikan. Hal ini sangat penting untuk menjamin keamanan pangan produk bakso yang dihasilkan.
Tim PKM UNS yang diketuai oleh Dr. Rokhmaniyah, M.Pd., beserta anggota Dr. Kartika Chrysti Suryandari, M.Si., Indrati Kusumaningrum, S.Pi., M.Sc., Ari Prasetyo, S.T., M.T., serta sejumlah mahasiswa, melihat potensi besar pada usaha bakso rumahan di Desa Kebakalan. Namun, kendala utama yang dihadapi KUBE adalah proses pencetakan bakso yang masih manual dan kurang efisien, serta tantangan dalam menjaga kebersihan selama produksi.
"Selama ini, produksi bakso di kelompok ini masih mengandalkan metode manual, yang tidak hanya memakan waktu lebih lama tetapi juga berisiko terhadap konsistensi bentuk dan kebersihan produk. Alat pencetak bakso ini diharapkan menjadi solusi konkret," jelas Dr Rokhmaniyah, M.Pd., selaku Ketua Tim PKM UNS, saat penyerahan alat. "Peningkatan efektivitas produksi dan penjaminan higienitas merupakan kunci untuk meningkatkan kualitas bakso, daya saing, dan pada akhirnya pendapatan serta kesejahteraan anggota KUBE dan masyarakat sekitar."
Alat pencetak bakso yang diserahkan secara simbolis tersebut dirancang untuk memudahkan proses pembentukan bakso dengan cepat dan seragam. Penggunaan alat ini juga dinilai mampu meminimalisir kontak langsung tangan dengan adonan selama proses pencetakan, sehingga aspek higienitas produksi dapat ditingkatkan secara signifikan. Hal ini sangat penting untuk menjamin keamanan pangan produk bakso yang dihasilkan.
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang ada di Desa Kebakalan, Kecamatan Karanggayam Kebupaten Kebumen mempunyai unit usaha pembuatan bakso. Dalam sehari dapat menggiling daging bakso 3 Kg serta campuran terigu dan bumbu dapat membuat bakso sebanyak 250 gelinding bakso ukuran sedang. Setiap 1 kemasan plastik dengan isi 10 butir dijual dengan harga Rp. 5.000,-. Kelompok usaha ini telah mendapatkan bantuan antara lain peralatan memasak lengkap dari Pemdes dan mesin penggiling daging serta mesin pencampur daging dari UNS.
Baca Juga : Sebanyak 58 Orang dari Serui Papua Kunjungi Wisata Gerabah Gebangsari, Tempuh Perjalanan 7 Hari 7 Malam
Adanya bantuan ini telah berdampak pada omset bruto
penjualan dalam sehari adalah Rp. 45.000/3kg Pemasaran hanya dilakukan di Desa Kebakalan dan belum secara luas. Ketika memproduksi, mitra mempunyai keterbatasan dalam pembuatan/mencetak gelindingan bakso dengan jumlah yang banyak dan ukuran yang sama. Bakso yang saat ini diproduksi secara ukuran tidak sama dan hanya mencetak 250 gelinding/hari, padahal spesifikasi mesin penggiling daging dan mixer adonan dalam sehari mampu 5 Kg daging.
Selain itu dengan proses manual menyebabkan proses tidak higienis serta kurang bersih. Untuk itu, Tim PKM UNS tergerak untuk memberikan solusi dari aspek produksi agar mamu mencetak bakso secara otomatis dengan teknologi mesin lengkap. Selain itu, tim PKM UNS juga memberikan pelatihan pengoperasian dan pemeliharaan mesin kepada anggota KUBE. Kemudian pada aspek pemasaran diberi pelatihan pembuatan desain kemasan yang menarik agar pemasaran semakin luas dan pembuatan sosmed yang terkini.
Dengan adanya program pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan produksi dan dapat memperluas pemasaran serta penjualan bakso. Berdasarkan spesifikasi mesin, maka dengan adanya teknologi mesin pencetak bakso diharapkan dapat meningkatkan omset bruto Rp. 750.000,- dalam sehari yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian rakyat.
-----------------------------
Ikuti Berita Kebumen di Google News
-----------------------------
Ikuti Berita Kebumen di Google News