DomaiNesia

Waspada! Leptospirosis Mengintai di Musim Hujan, Kasus di Jawa Tengah Meningkat

Waspada! Leptospirosis Mengintai di Musim Hujan, Kasus di Jawa Tengah Meningkat

KEBUMEN, beritakebumen.co.id - Memasuki musim hujan, masyarakat tidak hanya dihadapkan pada cuaca ekstrem atau banjir, tetapi juga ancaman penyakit yang sering muncul saat lingkungan menjadi lembap dan tergenang. Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah leptospirosis musim hujan, yaitu infeksi bakteri yang umumnya berasal dari urine hewan terinfeksi, terutama tikus. Penyakit ini sering muncul setelah hujan deras, ketika air meluap dan bercampur dengan kotoran yang terkontaminasi.

Banyak orang tidak menyadari bahwa aktivitas sehari-hari seperti berjalan di genangan air, membersihkan rumah setelah banjir, atau kontak dengan tanah yang basah bisa menjadi jalur penularan. Karena itu, memahami pola penyebaran, langkah pencegahan, serta peran penting kolaborasi lintas sektor menjadi sangat penting agar masyarakat tetap sehat selama puncak musim hujan.

Peringatan Dini Leptospirosis Musim Hujan

Dalam webinar “Implementasi Konsep One Health dalam Mencegah dan Mengendalikan Leptospirosis di Jawa Tengah”, dr. Nani dari Direktorat Penyakit Menular Kementerian Kesehatan menegaskan perlunya kewaspadaan terhadap penyakit ini di tengah curah hujan yang meningkat.

Ia menjelaskan bahwa genangan air dan banjir dapat menjadi media penyebaran bakteri Leptospira interrogans. Bakteri tersebut berasal dari urine hewan terinfeksi, terutama tikus yang populasinya mudah berkembang di lingkungan yang kotor.

Pencegahan Leptospirosis Musim Hujan dengan Kebersihan Lingkungan

dr. Nani menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, mengendalikan populasi tikus, serta menghindari kontak dengan air yang tergenang. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti menggunakan alas kaki saat beraktivitas di area basah dan selalu mencuci tangan dan kaki dengan sabun.

One Health sebagai Kunci Penanganan Leptospirosis Musim Hujan


Menurut dr. Nani, pendekatan One Health efektif karena melibatkan tiga aspek penting: kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan lingkungan. Empat langkah utama yang ditekankan meliputi pencegahan, surveilans, penanganan kasus, dan promosi kesehatan.

Pendekatan terpadu ini diyakini mampu menekan penyebaran bakteri dan meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama menjelang puncak musim hujan.

Data Kasus Leptospirosis Musim Hujan di Jawa Tengah

Plt. Subkoordinator P2M Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Zanuar Abidin, menyampaikan bahwa kasus leptospirosis di Jawa Tengah masih tinggi. Hingga September 2025, tercatat 685 kasus dengan 108 kematian (CFR 16,41%). Angka ini naik dibandingkan 2024 dengan 545 kasus dan 66 kematian.

Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendeteksi dini dan menangani penyebaran penyakit ini secara cepat dan tepat.

Risiko Leptospirosis Musim Hujan karena Perpindahan Tikus

Peneliti Ahli Madya BRIN, Ristiyanto, menjelaskan bahwa banjir memaksa tikus untuk berpindah ke area permukiman sehingga kontak antara manusia dan hewan tersebut meningkat. Kondisi ini memperbesar risiko penularan leptospirosis.

Ia menilai bahwa pendekatan One Health perlu terus diperkuat agar pengendalian tikus, pengelolaan lingkungan, dan upaya perlindungan masyarakat dapat berjalan lebih efektif, terutama di wilayah yang kerap terdampak banjir.

-----------------------------
Ikuti BeritaKebumen
Previous Post Next Post