Mahasiswa KKN Tim II Undip Sulap Limbah Minyak Jelantah Menjadi Sabun Cair Ramah Lingkungan

Para peserta dari ibu ibu PKK antusia mengikuti kegiatan (foto:istimewa)

KEBUMEN, beritakebumen.co.id - Dewasa ini, pencemaran tanah dan badan air akibat pembuangan minyak jelantah sembarangan bukan lagi hal yang baru. Padahal, minyak jelantah yang dibuang sembarangan dapat menyumbat aliran air serta mematikan bakteri-bakteri dekomposer tanah dan air. Jika dibiarkan terus menerus, maka pencemaran lingkungan oleh minyak jelantah dapat menjadi isu lingkungan yang serius.

 

Melihat kondisi ini, Tim KKN II Undip yang di kordinatori oleh Anis Sulistianingsih, Mahasiswa S1 Teknik Lingkungan terketuk untuk melakukan edukasi dan pelatihan pembuatan sabun cair ramah lingkungan sebagai solusi maraknya limbah minyak jelantah.

 

Kegiatan yang dibarengi dengan pengajian dan arisan ibu-ibu PKK RT 01, Dukuh Kedungjati, Desa Soka ini dilaksanakan pada Sabtu, 30 Juli 2022. Kegiatan diawali dengan acara tahlil yang dipimpin oleh Kyai Abdul Halim. Selanjutnya, sesi edukasi dan demonstrasi pelatihan pembuatan sabun berbasis minyak jelantah dilaksanakan di ruangan TPQ Nahdotut Toulabah.

 

Kordinator kegiatan Anis menuturkan bahwa selain menyebabkan pencemaran, kontaminasi tanah dan air akibat minyak jelantah juga dapat membuat sulit tersedianya air bersih.

 

“Ketika minyak jelantah langsung terbuang ke badan air, maka ia akan meresap dan mencemari tanah serta air tanah. Hal itu bisa membuat kelangkaan air bersih karena sumber airnya telah tercemar” ucapnya.

 


Lebih lanjut Anis menuturkan pembuatan sabun dari minyak jelantah dapat dikatakan sangatlah mudah untuk diaplikasikan. Pertama-tama minyak jelantah harus dijernihkan menggunakan bubuk bleaching earth dengan perbandingan minyak dan bleaching earth sebesar 10:1. Setelah jernih, sebanyak 8 sdm minyak dicampurkan dengan 9 gram KOH yang telah dilarutkan dengan 3 sdt air. KOH merupakan kelompok basa kuat yang berfungsi sebagai bahan dasar sabun untuk membentuk reaksi saponifikasi atau penyabunan.

 

Larutan diaduk terus menerus hingga menjadi mengental dan memadat. Baru setelahnya ditambahkan satu gelas air panas agar larut. Keberhasilan pembuatan sabun ini diindikasikan dengan terbentuknya busa pada larutan yang telah dibuat. Setelah larut, sabun dapat ditambahkan pewarna, fragrance, dan juga 1 sdt larutan garam untuk mengentalkan tekstur sabun cair. Sabun cair dari minyak jelantah pun siap digunakan.

 

“Kelebihan sabun dari minyak jelantah apabila dibandingkan dengan sabun di pasaran ialah lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia berbahaya seperti surfaktan. Untuk daya angkat noda, sabun yang diberi label "Enviro Soap" ini pun terbukti mampu menghilangkan noda pada kain kotor.”Ungkap Anis

 

Anis berharap bahwa pelatihan ini dapat menggugah para ibu untuk mulai memperhatikan lingkungan dengan tidak lagi membuang minyak jelantah sembarangan ke badan air. Para peserta pun turut berterima kasih karena telah diberi ilmu untuk memanfaatkan minyak jelantah secara bijak.

 

“Terima kasih kepada Mas dan Mba KKN, ilmunya bermanfaat banget, semoga apa yang udah diajarkan tadi bisa diterapkan oleh ibu-ibu di desa Soka” tutur Ibu Emah salah satu peserta kegiatan.

 

Kegiatan demonstrasi ini diwarnai dengan antusiasme para peserta yang turut melakukan demonstrasi membuat sabun bersama tim KKN. Kegiatan pun ditutup dengan pembagian bundle alat dan bahan sabun dari minyak jelantah serta foto bersama. (BK/DR)

 



-----------------------------
Ikuti Berita Kebumen di Google News
Previous Post Next Post