KEBUMEN, beritakebumen.co.id - Kecelakaan kereta kembali terjadi di wilayah Kabupaten Kebumen dan kali ini menelan korban jiwa. Peristiwa tragis tersebut terjadi di Kecamatan Buayan, sebuah wilayah yang masih memiliki sejumlah perlintasan sebidang tanpa palang pintu. Kondisi seperti ini membuat risiko kecelakaan semakin tinggi, terutama bagi warga yang setiap hari harus melintas di jalur rel untuk beraktivitas.
Pada Sabtu siang, 15 November 2025, seorang petani lanjut usia menjadi korban kecelakaan kereta di Buayan, setelah nekat menyeberang tanpa memastikan jalur aman. Kejadian ini bukan hanya menyisakan duka bagi keluarga, tetapi juga menjadi peringatan bagi seluruh masyarakat tentang pentingnya kewaspadaan di perlintasan kereta, terutama yang tidak dilengkapi sistem pengaman.
Petani Tewas dalam Kecelakaan Kereta di Buayan
Seorang petani berusia 80 tahun bernama Dul Samid, warga Dukuh Combong, Desa Jogomulyo, tewas dalam kecelakaan kereta Buayan pada Sabtu siang. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 11.20 WIB ketika korban menyeberang rel di lintasan tanpa palang pintu di wilayah Desa Jatiroto, Buayan.
Kronologi Kecelakaan Kereta di Buayan, Lintasan Tanpa Palang
Saat korban menyeberang dari arah utara ke selatan, KA Argo Semeru jurusan Gambir–Surabaya Gubeng melaju dari barat ke timur. Kereta yang dikemudikan masinis Sukirno tidak dapat menghindari benturan. Tubuh korban terpental sekitar 20 meter ke sisi selatan rel akibat kerasnya tabrakan.
Respons Cepat Aparat Usai Kecelakaan Kereta di Buayan
Tim gabungan yang terdiri dari Polres Kebumen, Polsek Buayan, Pamapta, Inafis, Pos Lantas Kretek, Babinsa, petugas perkeretaapian, Puskesmas Buayan, serta kepala desa setempat langsung mendatangi lokasi. Korban kemudian dievakuasi ke RS PKU Muhammadiyah Gombong untuk pemeriksaan medis lebih lanjut.
Luka Serius Menyebabkan Korban Tak Tertolong dalam Kecelakaan Kereta di Buayan
Pemeriksaan medis menunjukkan luka berat akibat benturan hebat.
"Kerasnya benturan membuat korban meninggal di lokasi kejadian. Kami turut berduka atas kejadian itu," kata Kapolres Kebumen AKBP Eka Baasith Syamsuri melalui Wakapolres Kompol Faris Budiman.
Saksi Mata Menguatkan Kronologi Kecelakaan Kereta di Buayan
Dua saksi, Sukino (58) dan Agus Wahyudi (38), menyatakan bahwa korban menyeberang tanpa memastikan jalur dalam keadaan aman. Mereka melihat korban langsung melintas tanpa menoleh ke arah kedatangan kereta.
Kecelakaan Kereta di Buayan jadi Peringatan Kewaspadaan di Perlintasan Tanpa Palang
Wakapolres Kompol Faris Budiman kembali mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati saat melintas di jalur kereta, terutama yang tidak memiliki palang pintu.
“Masyarakat harus memastikan jalur benar-benar aman. Lintasan tanpa palang memiliki risiko tinggi,” tegasnya.
Penyelidikan Awal Kecelakaan Kereta di Buayan Masih Berlanjut
Polisi menyebut pemeriksaan awal menunjukkan korban kurang waspada. Meski demikian, penyelidikan tetap dilakukan untuk memastikan tidak ada faktor lain seperti kondisi jalur atau gangguan visual yang menyebabkan korban tidak menyadari kedatangan kereta.
-----------------------------
Ikuti BeritaKebumen
Pada Sabtu siang, 15 November 2025, seorang petani lanjut usia menjadi korban kecelakaan kereta di Buayan, setelah nekat menyeberang tanpa memastikan jalur aman. Kejadian ini bukan hanya menyisakan duka bagi keluarga, tetapi juga menjadi peringatan bagi seluruh masyarakat tentang pentingnya kewaspadaan di perlintasan kereta, terutama yang tidak dilengkapi sistem pengaman.
Petani Tewas dalam Kecelakaan Kereta di Buayan
Seorang petani berusia 80 tahun bernama Dul Samid, warga Dukuh Combong, Desa Jogomulyo, tewas dalam kecelakaan kereta Buayan pada Sabtu siang. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 11.20 WIB ketika korban menyeberang rel di lintasan tanpa palang pintu di wilayah Desa Jatiroto, Buayan.
Kronologi Kecelakaan Kereta di Buayan, Lintasan Tanpa Palang
Saat korban menyeberang dari arah utara ke selatan, KA Argo Semeru jurusan Gambir–Surabaya Gubeng melaju dari barat ke timur. Kereta yang dikemudikan masinis Sukirno tidak dapat menghindari benturan. Tubuh korban terpental sekitar 20 meter ke sisi selatan rel akibat kerasnya tabrakan.
Respons Cepat Aparat Usai Kecelakaan Kereta di Buayan
Tim gabungan yang terdiri dari Polres Kebumen, Polsek Buayan, Pamapta, Inafis, Pos Lantas Kretek, Babinsa, petugas perkeretaapian, Puskesmas Buayan, serta kepala desa setempat langsung mendatangi lokasi. Korban kemudian dievakuasi ke RS PKU Muhammadiyah Gombong untuk pemeriksaan medis lebih lanjut.
Luka Serius Menyebabkan Korban Tak Tertolong dalam Kecelakaan Kereta di Buayan
Pemeriksaan medis menunjukkan luka berat akibat benturan hebat.
"Kerasnya benturan membuat korban meninggal di lokasi kejadian. Kami turut berduka atas kejadian itu," kata Kapolres Kebumen AKBP Eka Baasith Syamsuri melalui Wakapolres Kompol Faris Budiman.
Saksi Mata Menguatkan Kronologi Kecelakaan Kereta di Buayan
Dua saksi, Sukino (58) dan Agus Wahyudi (38), menyatakan bahwa korban menyeberang tanpa memastikan jalur dalam keadaan aman. Mereka melihat korban langsung melintas tanpa menoleh ke arah kedatangan kereta.
Kecelakaan Kereta di Buayan jadi Peringatan Kewaspadaan di Perlintasan Tanpa Palang
Wakapolres Kompol Faris Budiman kembali mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati saat melintas di jalur kereta, terutama yang tidak memiliki palang pintu.
“Masyarakat harus memastikan jalur benar-benar aman. Lintasan tanpa palang memiliki risiko tinggi,” tegasnya.
Penyelidikan Awal Kecelakaan Kereta di Buayan Masih Berlanjut
Polisi menyebut pemeriksaan awal menunjukkan korban kurang waspada. Meski demikian, penyelidikan tetap dilakukan untuk memastikan tidak ada faktor lain seperti kondisi jalur atau gangguan visual yang menyebabkan korban tidak menyadari kedatangan kereta.
-----------------------------
Ikuti BeritaKebumen
