DomaiNesia

Ziarah HAB ke-80 Kemenag, Bupati Kebumen Kenang KH Abu Dardiri Tokoh Pengusul Kementerian Agama

Ziarah HAB ke-80 Kemenag, Bupati Kebumen Kenang KH Abu Dardiri Tokoh Pengusul Kementerian Agama

KEBUMEN, beritakebumen.co.id - Menjelang peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-80 Kementerian Agama Republik Indonesia, jejak sejarah lahirnya institusi keagamaan negara kembali disorot. Sosok ulama kharismatik asal Kebumen, KH Abu Dardiri, menjadi pusat perhatian dalam rangkaian refleksi tersebut. Melalui ziarah yang dilakukan Bupati Kebumen Lilis Nuryani, nilai-nilai perjuangan tokoh bangsa yang selama ini jarang dikenal publik kembali diangkat ke permukaan.

Ziarah ini bukan hanya bentuk penghormatan keluarga, melainkan juga upaya merawat ingatan kolektif bangsa tentang peran ulama dalam membangun fondasi negara. Momentum HAB ke-80 Kemenag menjadi ruang penting untuk menegaskan bahwa lahirnya Kementerian Agama tidak terlepas dari keberanian, pemikiran visioner, dan keteguhan para tokoh agama pada masa awal kemerdekaan Indonesia.

Bupati Kebumen Lilis Nuryani melakukan ziarah ke makam KH Abu Dardiri yang berada di kompleks pemakaman Jalan Pekih, Purwokerto, Selasa (30/12/2025). Kegiatan ini dilakukan menjelang peringatan Hari Amal Bakti ke-80 Kementerian Agama RI.

Ziarah tersebut sarat makna sejarah dan kekeluargaan. KH Abu Dardiri merupakan ayah mertua Bupati Lilis Nuryani, sekaligus tokoh penting yang tercatat sebagai salah satu pengusul berdirinya Kementerian Agama Republik Indonesia.

KH Abu Dardiri lahir di Gombong, Kabupaten Kebumen, pada 24 Agustus 1895. Ia dikenal sebagai ulama yang mendedikasikan hidupnya untuk dakwah dan perjuangan umat. Selama 33 tahun, Abu Dardiri memimpin Muhammadiyah Banyumas sejak 1930 hingga 1963.

Namun, peran besar Abu Dardiri tidak hanya berhenti di lingkup organisasi keagamaan. Dalam sidang Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) tahun 1945, ia bersama KH Saleh Su’aidy mengajukan usulan penting agar urusan agama tidak digabungkan dengan Kementerian Pengajaran.

Usulan tersebut diterima Presiden Sukarno dan menjadi tonggak sejarah berdirinya Kementerian Agama RI pada 3 Januari 1946. Gagasan ini menjadi fondasi kuat bagi pengelolaan kehidupan keagamaan di Indonesia hingga saat ini.

“Hari ini kami berziarah ke makam almarhum mertua saya, KH Abu Dardiri. Peran beliau bagi bangsa ini sangat besar, khususnya dalam membidani lahirnya Kementerian Agama,” ujar Bupati Kebumen Lilis Nuryani.

Putra almarhum, Ir. H. Mohammad Yahya Fuad, mengungkapkan rasa haru atas perhatian yang diberikan jajaran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen terhadap perjuangan ayahnya.

“Dulu kisah perjuangan ayah hanya kami dengar dari cerita ibu. Secara resmi saya baru mengetahui pengakuan terhadap peran beliau pada masa reformasi 1997,” tutur Yahya Fuad.

Sebagai bentuk penghormatan, keluarga saat ini tengah membangun Masjid Abu Dardiri yang berlokasi di Pondok Pesantren Al-Kamal, Kuwarasan, Kebumen.

Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Kebumen, Anif Solikhin, menegaskan bahwa institusinya memiliki hutang sejarah terhadap kegigihan KH Abu Dardiri.

“Tanpa keberanian beliau, mungkin Kementerian Agama tidak akan pernah berdiri. Kami mengambil ibroh dari perjuangan almarhum. Semoga amal jariyahnya terus mengalir,” kata Anif.

Peringatan HAB ke-80 Kemenag RI yang mengusung tema “Umat Rukun dan Sinergi, Indonesia Damai dan Maju” menjadi momentum penting untuk mengenalkan kembali KH Abu Dardiri sebagai tokoh bangsa yang menjembatani sejarah Kebumen, Banyumas, dan lahirnya kedaulatan urusan agama di Indonesia.


-----------------------------
Ikuti BeritaKebumen
Previous Post Next Post