DomaiNesia

Perahu Terbalik Dihantam Ombak, Satu Selamat dan Satu Ditemukan Tak Bernyawa di Kulon Progo

Perahu Terbalik Dihantam Ombak, Satu Selamat dan Satu Ditemukan Tak Bernyawa di Kulon Progo

KEBUMEN, beritakebumen.co.id
- Perairan pantai selatan Kebumen kembali menorehkan kabar duka setelah berlangsungnya pencarian nelayan hilang selama lima hari. Cuaca yang kerap berubah, disertai gelombang tinggi, membuat proses penyisiran menjadi tantangan besar bagi tim gabungan. Masyarakat pesisir tentu sudah akrab dengan dinamika kondisi laut selatan yang terkenal ekstrem, namun setiap kabar musibah tetap menyisakan rasa pedih yang mendalam. 

Dalam kasus terbaru ini, perjalanan panjang pencarian akhirnya menemukan titik terang ketika tubuh seorang nelayan yang hilang sejak awal pekan ditemukan di wilayah perairan Yogyakarta. Meski hasilnya bukan seperti harapan keluarga, proses kemanusiaan dan evakuasi tetap berjalan penuh hormat dan kehati-hatian. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa keselamatan di pantai selatan Kebumen harus selalu menjadi prioritas, terutama bagi nelayan yang menggantungkan hidup pada gelombang lautan.

Nelayan Hilang Ditemukan Setelah Lima Hari Pencarian


Upaya pencarian nelayan hilang di pesisir selatan Kebumen sejak Senin, 24 November 2025, akhirnya membuahkan hasil pada Jumat dini hari. Tim gabungan berhasil menemukan Sairin (50), warga Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, dalam kondisi meninggal di Pantai Mlarangan, Panjatan, Kulonprogo. Lokasi ditemukannya korban berjarak cukup jauh dari titik awal kejadian, menunjukkan kuatnya arus laut selatan dalam beberapa hari terakhir. Penemuan ini sekaligus menutup fase pencarian panjang yang melibatkan banyak unsur penyelamat. Meski demikian, kabar duka ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan rekan sesama nelayan.

Korban ditemukan terlilit jaring ikan. Pemeriksaan awal oleh Tim Inafis Polres Kulonprogo dan tim medis tidak menemukan tanda kekerasan seperti dugaan awal,” ujar Kompol Faris Budiman, Jumat, 28 November 2025.

Proses Evakuasi Dalam Situasi Gelombang Tinggi

Pagi itu, proses evakuasi berlangsung cepat begitu laporan penemuan jasad diterima oleh tim di lapangan. Meski kondisi gelombang tinggi masih menjadi ancaman, tim SAR bergerak terkoordinasi untuk memastikan korban dapat segera dibawa ke RSUD Wates. 


Setelah pemeriksaan identitas dan kondisi tubuh, keluarga akhirnya memastikan bahwa jasad tersebut adalah Sairin, yang hilang sejak Senin sore. Situasi haru pun menyelimuti perjalanan pemulangan jenazah menuju Karangduwur menggunakan ambulans. Kesigapan tim serta koordinasi antardaerah menjadi kunci keberhasilan penanganan peristiwa ini.

Gelombang Tinggi Menjadi Penyebab Perahu Terbalik

Kecelakaan bermula saat perahu yang digunakan Sairin dan rekannya, Rizki (35), terhempas ombak besar setinggi empat meter. Lokasi kejadian berada di perairan Desa Tanggulangin, Klirong, wilayah yang memang dikenal memiliki karakteristik gelombang kuat. Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 12.30 WIB saat perahu Sinar Rembulan tidak lagi bisa dikendalikan akibat dorongan gelombang yang tiba-tiba meningkat. Rizki beruntung mampu bertahan dengan berpegangan pada badan perahu. Sementara itu, Sairin terseret arus dan langsung hilang dari pandangan rekan maupun saksi.

Drama Penyelamatan Rekan Korban yang Berhasil Selamat

Berbeda dengan Sairin, Rizki berhasil selamat setelah ditemukan Lasmudi dan Ali Habibi, dua saksi yang kebetulan berada di sekitar TPI Tanggulangin. Kondisinya saat ditemukan sangat lemah dan linglung, menunjukkan betapa kerasnya hantaman ombak yang menerjang perahu mereka. Tanpa menunda waktu, saksi segera mengevakuasi Rizki ke RS Purwaganda Kwarasan untuk mendapat perawatan intensif. Insiden ini memperlihatkan bagaimana kondisi laut selatan bisa berubah dengan cepat, bahkan dalam hitungan menit. Hal ini menjadi pelajaran penting bagi para nelayan untuk selalu memantau cuaca sebelum berangkat.

Pencarian Nelayan Hilang Memasuki Hari Kelima

Pada hari kelima, cuaca cerah sempat membantu proses pencarian nelayan hilang yang dilakukan oleh gabungan Satpolairud Polres Kebumen, TNI AL, Basarnas Cilacap, serta berbagai relawan. Namun, angin kencang dan gelombang tinggi tetap menjadi tantangan besar bagi tim. Setiap sudut perairan sekitar lokasi kejadian disisir menggunakan perahu karet hingga perahu mesin. Ketika laporan penemuan jasad datang dari Pantai Mlarangan, tim langsung melakukan koordinasi lintas daerah. Dengan ditemukannya korban, operasi pencarian resmi dihentikan pada siang hari itu.

Imbauan Keselamatan untuk Nelayan Pesisir Selatan

Peristiwa ini kembali menjadi pengingat pentingnya keselamatan bagi nelayan yang beraktivitas di pantai selatan Kebumen. Banyak insiden sebelumnya menunjukkan betapa tidak terduganya karakter laut di wilayah ini. Oleh karena itu, Polres Kebumen mengimbau agar nelayan selalu memperhatikan peralatan keselamatan, terutama saat ombak sedang tinggi. Selain itu, pemantauan informasi cuaca dari badan terkait harus menjadi kebiasaan sebelum melaut. Imbauan ini bukan hanya formalitas, melainkan kebutuhan dasar untuk mencegah jatuhnya korban jiwa di kemudian hari.

Keselamatan harus menjadi prioritas utama. Kami mengimbau kepada seluruh nelayan agar selalu mengenakan life jacket saat pergi melaut,” ujar Kompol Faris menegaskan.

-----------------------------
Ikuti BeritaKebumen
Previous Post Next Post