DomaiNesia

Balita di Sruweng Meninggal Tenggelam di Kolam Depan Rumah

Balita di Sruweng Meninggal Tenggelam di Kolam Depan Rumah


KEBUMEN, beritakebumen.co.id
- Kasus tragis yang melibatkan anak kecil sering kali terjadi bukan karena niat buruk siapa pun, tetapi karena luputnya pengawasan anak di lingkungan rumah. Banyak orang tua yang belum menyadari bahwa area sederhana di sekitar rumah bisa menjadi area berbahaya bagi balita, terutama jika terdapat kolam atau genangan air yang dalam. Padahal, keselamatan balita sangat bergantung pada bagaimana orang dewasa memberikan pengawasan yang konsisten, terutama ketika anak sedang bermain di luar rumah. 

Peristiwa yang terjadi di Desa Pakuran, Kecamatan Sruweng, Kebumen ini menjadi pengingat penting bagi semua keluarga bahwa bahaya tidak selalu datang dari tempat jauh. Justru, banyak insiden terjadi di sekitar rumah sendiri, tempat yang seharusnya paling aman bagi anak-anak. Kehati-hatian adalah kunci, karena dalam hitungan menit, kelalaian kecil bisa membawa akibat besar.

Balita Meninggal di Kolam Depan Rumah Akibat Kurangnya Pengawasan Anak

Peristiwa memilukan terjadi di Kecamatan Sruweng, Kebumen, ketika seorang balita berusia tiga tahun ditemukan meninggal dunia setelah tenggelam di kolam yang berada tepat di depan rumahnya. Insiden yang terjadi pada Senin, 1 Desember 2025 itu langsung mengundang respons cepat dari Polres Kebumen yang menurunkan personel Pamapta, Polsek Sruweng, serta tim Inafis untuk memeriksa lokasi kejadian. Kasus ini kembali menunjukkan betapa pentingnya pengawasan anak di sekitar area yang memiliki risiko tinggi. Masyarakat sekitar pun dibuat terkejut karena lokasi kejadian berada pada area yang sehari-hari dianggap aman. Namun bagi balita, area seperti itu bisa menjadi ancaman besar bila tidak ada pengawasan langsung.

Laporan Warga dan Respons Cepat Kepolisian

Kapolres Kebumen AKBP Eka Baasith Syamsuri melalui Wakapolres Kompol Faris Budiman menjelaskan bahwa laporan pertama diterima dari Sekretaris Desa Pakuran, Wahlul Iman, sekitar pukul 12.15 WIB. Informasi yang cepat membuat petugas segera menuju lokasi guna melakukan pengecekan. Identitas korban diketahui bernama Muhammad Nur Alby, balita dari Dusun Watu Kempul. Petugas kemudian langsung melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan dugaan awal penyebab kejadian. Dalam kondisi seperti ini, prosedur penanganan harus melalui tahapan yang teliti agar tidak ada indikasi lain yang terlewat, terutama terkait keselamatan anak.

Keselamatan Balita: Kronologi Anak Terjatuh ke Area Berbahaya

Menurut keterangan saksi, Jumanudin, korban sebelumnya terlihat bermain di tepi kolam. Area tersebut memang berada di lingkungan rumah, sehingga sering dianggap aman untuk anak bermain. Namun kenyataannya, kolam menjadi area berbahaya bila balita tidak mendapatkan pengawasan yang memadai. Saksi mengatakan bahwa beberapa saat sebelum salat Dzuhur, ia mendapati anak tersebut sudah berada di dalam kolam dalam posisi telungkup. Melihat hal itu, ia segera memanggil Miskanudin, kakek korban, untuk meminta pertolongan demi menyelamatkan sang cucu. Namun upaya itu terlambat, sebab kondisi korban sudah tidak lagi bernyawa.

Kemungkinan kurang pengawasan, sehingga anak jatuh ke dalam kolam. Saat ditemukan, korban sudah meninggal dunia,” jelas Kompol Faris Budiman.

Pemeriksaan Polisi: Lingkungan Rumah Tidak Menunjukkan Tanda Kekerasan

Setelah dilakukan olah TKP oleh tim Inafis dan Polsek Sruweng, polisi menyimpulkan bahwa tidak ditemukan tanda kekerasan pada tubuh korban. Pemeriksaan awal juga menunjukkan bahwa tubuh anak belum menunjukkan tanda kaku mayat, yang menandakan bahwa proses kematian terjadi kurang dari empat jam sebelum pemeriksaan. Lokasi kolam memiliki ukuran sekitar 15 meter dengan kedalaman air mencapai 120 sentimeter, cukup dalam dan sangat berbahaya bagi balita. Penemuan ini mempertegas bahwa penyebab utama kejadian adalah kurangnya pengawasan dan bukan unsur tindak kriminal. Pemeriksaan dilakukan secara hati-hati untuk memastikan setiap detail relevan telah diperiksa.

Penolakan Autopsi dan Tindakan Pihak Keluarga

Pihak keluarga memutuskan untuk menolak proses autopsi dan menerima seluruh hasil pemeriksaan polisi. Dengan berat hati, mereka membawa jenazah pulang untuk segera dimakamkan. Keputusan ini umum dilakukan dalam kasus tanpa indikasi kejahatan, terutama ketika keluarga ingin fokus pada prosesi pemakaman. Meskipun terasa sangat menyedihkan, keluarga tetap menunjukkan sikap tegar dalam menghadapi musibah ini. Saat pemulangan jenazah, suasana duka menyelimuti rumah korban dan warga turut membantu proses pemakaman.

Imbauan Keselamatan untuk Mencegah Insiden Serupa

Kasus ini menjadi pengingat kuat bagi warga mengenai pentingnya pengawasan anak di rumah, terutama pada lokasi yang berpotensi menjadi area berbahaya. Kompol Faris Budiman menegaskan bahwa insiden seperti ini dapat dicegah apabila orang tua lebih waspada terhadap aktivitas anak-anak. Air dengan kedalaman rendah sekalipun bisa berbahaya bagi balita bila mereka kehilangan keseimbangan. Karena itu, orang tua diminta untuk tidak meninggalkan anak bermain sendirian, bahkan di sekitar rumah sendiri. Pesan ini penting mengingat insiden serupa bisa terjadi kapan saja tanpa disadari.

Pengawasan orang tua menjadi hal penting untuk mencegah insiden serupa,” ujarnya.






-----------------------------
Ikuti BeritaKebumen
Previous Post Next Post