![]() |
Penampakan Menu MBG di MWI Karangduwur, yang sebabkan puluhan siswa/inya keracunan. (Dok. Beritakebumen |
Kepala Puskesmas Petanahan, dr R Sunarko Slamet MSc, menyampaikan bahwa data 157 pasien dihimpun melalui laporan daring dari guru, bidan, dan orang tua murid. Dari jumlah tersebut, 67 pasien berjenis kelamin laki-laki, sementara 90 sisanya perempuan. “Alhamdulillah kondisi pasien saat ini relatif membaik. Kemarin malam pun sudah baik. Hari ini semua infus sudah kita lepas,” jelas dr Sunarko pada Jumat (26/9/2025).
Menurutnya, para pelajar yang masih dirawat diperkirakan dapat dipulangkan pada Sabtu (27/9/2025), bila tidak ada keluhan tambahan. “Pada prinsipnya mereka sudah sehat, sudah bisa makan, dan tidak pusing lagi,” tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kebumen, dr Iwan Danardono, juga menegaskan bahwa seluruh pasien tidak akan dikenakan biaya pengobatan.
Terkait penyebab keracunan, sampel makanan sudah dikirim ke laboratorium di Yogyakarta. Saat ini hasil uji masih menunggu proses. Sebagai langkah pencegahan, dapur MBG Karanggadung dihentikan sementara operasionalnya. “Ke depan, monitoring akan lebih ketat. Prosedur higienitas mulai dari bahan baku, pengolahan, hingga distribusi harus benar-benar dipastikan, termasuk kewajiban sertifikasi dapur,” kata dr Iwan.
Sebelumnya, pada Kamis (25/9/2025), 101 pelajar dari berbagai sekolah di Kecamatan Petanahan juga mengalami gejala serupa setelah mengonsumsi makanan MBG. Para korban berasal dari SDN Ampelsari, SDN Tegalretno, SDIT Imam Syafi’i, PAUD Munggu, hingga Madrasah Wathoniyah Islamiyah (MWI) Karangduwur. Mereka mendapat perawatan intensif di Puskesmas Petanahan dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Petanahan.
Kasus ini menambah panjang deretan insiden keracunan massal yang terkait program MBG di berbagai daerah. Hingga kini, masyarakat masih menunggu hasil laboratorium dan langkah perbaikan nyata agar kasus serupa tidak kembali terulang.
-----------------------------
Ikuti Berita Kebumen di Google News
Terkait penyebab keracunan, sampel makanan sudah dikirim ke laboratorium di Yogyakarta. Saat ini hasil uji masih menunggu proses. Sebagai langkah pencegahan, dapur MBG Karanggadung dihentikan sementara operasionalnya. “Ke depan, monitoring akan lebih ketat. Prosedur higienitas mulai dari bahan baku, pengolahan, hingga distribusi harus benar-benar dipastikan, termasuk kewajiban sertifikasi dapur,” kata dr Iwan.
Sebelumnya, pada Kamis (25/9/2025), 101 pelajar dari berbagai sekolah di Kecamatan Petanahan juga mengalami gejala serupa setelah mengonsumsi makanan MBG. Para korban berasal dari SDN Ampelsari, SDN Tegalretno, SDIT Imam Syafi’i, PAUD Munggu, hingga Madrasah Wathoniyah Islamiyah (MWI) Karangduwur. Mereka mendapat perawatan intensif di Puskesmas Petanahan dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Petanahan.
Kasus ini menambah panjang deretan insiden keracunan massal yang terkait program MBG di berbagai daerah. Hingga kini, masyarakat masih menunggu hasil laboratorium dan langkah perbaikan nyata agar kasus serupa tidak kembali terulang.
-----------------------------
Ikuti Berita Kebumen di Google News